1.
Max Wertheimer (1880-1943)
Max
Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi
Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat
gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia
bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri
aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.
Bersama-sama
dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan
eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di
Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu
sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis
setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan
manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi
dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama
sekali bukan proses fisik tetapi proses mental sehingga diambil kesimpulan ia
menentang pendapat Wundt.
Wertheimer
dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan
menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan
diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak
terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar
tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang
kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang
muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini
merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak
melainkan dimunculkan secara bergantian.
Pada tahun
1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul
“Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :
a)
Hukum
Kedekatan (Law of Proximity)
b)
Hukum
Ketertutupan ( Law of Closure)
c)
Hukum
Kesamaan (Law of Equivalence)
2.
Kurt Koffka (1886-1941)
Koffka
lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak
dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun
1910, ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka
mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada
psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip
Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat,
sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka tentang
belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan
prinsip-prinsip psikologi Gestalt.
Teori
Koffka tentang belajar antara lain:
a. Jejak
ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.
Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti
prinsip-prinsip. Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita
mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
b.
Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak
dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena
jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt
yang lebih baik dalam ingatan.
c. Latihan yang terus menerus akan
memperkuat jejak ingatan.
3.
Wolfgang Kohler (1887-1967)
Kohler
lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar
Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi
ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan
Wartheimer dan Koffka.
Kohler
berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun
“Anthrophoid” dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah
melakukan penyelidikannya terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis
dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah : seekor
simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di
dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu
melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena
usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah
memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu
ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan
memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
Menurut
Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan
terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah
tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan
kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam
eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organisme –dalam hal ini
simpanse– dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian
atau dengan insight.
4.
Kurt Lewin (1890-1947)
Pandangan
Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin. Lewin lahir di
Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi thn 1914.
Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer
dan Kohler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada
saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di
Amerika Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi
Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of
Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.
Mula-mula
Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt
karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan
Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia lebih
cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi
kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis
tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta
dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu (B=f L).
Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua
fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu.
Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini
dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya.
Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan
psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu
mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan
(disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension).
Salah
suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat
adanya vector-vector yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang
dalam suatu lapangan psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan
batin) yang jika tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan.
Berdarkan kepada vector yang saling bertentangan itu. Lewin membagi konflik
dalam 3 jenis :
a)
Konflik
mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict)
Konflik ini terjadi jika seseorang
menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilai positif.
b)
Konflik
menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict)
Konflik ini terjadi kalau seseorang
berhadapan dengan dua obyek yang sama-sama mempunyai nilai negative tetapi ia
tidak bisa menghindari kedua obyek sekaligus.
Konflik ini terjadi jika ada satu
obyek yang mempunyai nilai positif dan nilai negative sekaligus.
Saya cuma pengen tau kenapa Kurt Lewin masuk jadi tokoh penting aliran gestalt karena tidak ada penjelasan yang menyatakan kalau dia membantu mendorong airan gestalt.
BalasHapusboleh minta referensi?
BalasHapus