Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Definisi Learning Management System

Internet pada umumnya banyak digunakan sebagai media komunikasi, namun perkembangan berikutnya adalah bahwa internet juga ternyata sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan dan pembelajaran. Menurut Amiroh (2012: 1) Learning Management System (LMS) atau Course Management System (CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh kalangan pendidik, baik universitas / perguruan tinggite dan sekolah sebagai media pembelajaran online berbasis internet ( e-learning ). Menurut Riad dan El-Ghareeb (2008: 2) Learning Management System (LMS) adalah Learning Management System (LMS) adalah sebuah kesatuan perangkat lunak yang secara komprehensif terintegrasi pada berbagai fitur untuk pengiriman dan pengelolaan course. LMS akansecara otomatis menangani fitur katalog course , pengiriman course , penilaian dan quiz. Menurut Laster, 2005; Mullinix & McCurry, 2003; Simpson & Payne, 1999dalam Gautreau (2

Teori Media Pembelajaran

Pengertian media menurut Smaldino, Lowther& Russell (2011: 7) adalah bentuk jamak dari perantara ( medium ), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa latin medium membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa ( manipulative ) (bendabenda), dan orang-orang.Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar. Sementara itu Heinich dalam Arsyad (2011: 4) mengemukaan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Sadiman (2012: 7) berpendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke peneri

Perangkat–perangkat dalam Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA akan terlaksana dengan baik manakala telah direncanakan sebelumnya dengan memperhatikan kondisi dan potensi peserta didik serta sumber daya pendukung lainnya (Kemendiknas, 2011:6). Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan salah satu upaya mendesain pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah pegangan bagi pendidik dalam melaksanakan setiap pembelajaran baik di kelas, laboratorium maupun tempat belajar lain untuk setiap kompetensi dasar (Devi, Sofiraeni, & Khairuddin, 2009: 1). Perangkat pembelajaran dikatakan baik apabila memenuhi kriteria validitas ( validity ), kepraktisan ( practically ) dan keefektifan ( effectiveness ) (Sulistyaningsih, et al ., 2012; Nieveen, 2007). Aspek validitas dibedakan menjadi dua yaitu relevansi ( content validity ) dan konsistensi ( construct validity ). Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru diantaranya meliputi silabus, RPP, LKPD dan instrumen evaluasi (2009: 5). Instrumen evaluasi yang disarankan oleh Kurikulum 20

Literasi Kimia dalam Pembelajaran Sains

Istilah literasi kimia tidak dapat dibedakan secara harfiah dengan literasi sains.American Association for The Advancement of Science (AAAS)(1993, hal. 322) menyebutkan bahwa literasi sains merupakan kemampuan yang dimiliki seorang siswa dalam mengamati tiap fenomena alam, merefleksikannya, dan mampu menjelaskan serta mengkomunikasikannnya dengan baik. Siswa dinyatakan memiliki literasi sains apabila memiliki kompetensi, seperti: (1) Mampu menjelaskan fenomena yang terjadi di sekitar secara ilmiah; (2) Mengevaluasi dan merancang penemuan ilmiah; dan (3) Menginterpretasikan data serta membuktikannya secara ilmiah (OECD, 2013, hal. 7) Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) (2013, hal. 12) mengemukakan bahwa literasi sains yang dinilai pada PISA (survei internasional tiga tahunan yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan di seluruh dunia dengan menguji keterampilan dan pengetahuan siswa 15 tahun) memiliki beberapa domain, diantaranya meliputi (1) Context;

Konsep Sustainability Education dalam Pembelajaran

Istilah sustainability education berawal dari munculnya konsep berkelanjutan ( sustainability ) yang merupakan sebuah konsep yang pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 dalam laporan World Commission on Environment and Development atau yang lebih dikenal dengan laporan Brundtland ( Brundtland Report ) oleh United Nations (United Nations, 1987; Darwish, et al. , 2010; Imam, et al. , 2011). Kuhlman & Farrington(2010) menyatakan bahwa konsep ini bermula karena mempertimbangkan dua hal yang saling mempengaruhi yang menjadi penunjang kehidupan manusia namun berada pada sisi yang berbeda yaitu pengembangan dan lingkungan, yang juga dapat diinterpretasikan seperti kebutuhan dan sumber daya, jangka pendek dan jangka panjang . Nicolette, et al. (2013) juga menyatakan bahwa untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan sumber daya alam, namun disisi lain sumber daya alam tersebut juga perlahan-lahan akan menjadi langka dan habis.Konsep sustainability yang dikeluarkan oleh United Nations me

Faktor-faktor Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar timbul dalam diri seseorang karena ada faktorfaktor yang mempengaruhinya, yaitu : a. Lingkungan Faktor lingkungan dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok teman sebaya. 1) Faktor yang berasal dari keluarga misalnya, situasi rumah yang kurang mendukung meliputi kekacauan dalam rumah tangga, kurangnya perhatian orang tua. 2) Faktor yang berasal dari sekolah yaitu pendidikan dan bimbingan dari sekolah, hal ini tergantung bagaimana cara guru melakukan pendekatan dengan anak didiknya. 3) Faktor dari masyarakat dan kelompok teman sebaya misalnya sikap dari lingkungan masyarakat yang kurang mendukung munculnya kedisiplinan, intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang membawa pengaruh negatif akan menjadikan anak kurang memiliki rasa tanggung jawab.   b. Suasana emosional sekolah Suasana emosional sekolah dipengaruhi oleh sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan yang baik dengan muridnya dan menggunakan di

Pengertian Kedisiplinan Belajar

Disiplin berasal dari kata disciple , yang artinya sikap seseorang yang secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin, anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup, menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Konsep positif dari disiplin sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam, disiplin diri dan pengendalian diri (Hurlock, 2007). Disiplin yang dilakukan dalam suatu suasana emosional yang positif akan menjadikan proses pendidikan yang menimbulkan keikhlasan dari dalam diri untuk berbuat sesuai peraturan, tanpa merasa takut atau terpaksa. Disiplin terjadi bila pengaruh diberikan oleh seseorang yang memberikan rasa aman, tumbuh dari pribadi yang berwibawa serta dicintai, bukan dari orang yang ditakuti atau berkuasa (Semiawan, 2008). Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat diambil pengertian bahwa disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang dengan suatu peraturan

Pengertian Kompetensi

Spencer dan Spencer (2008), mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang biasanya terkait dengan kinerja yang efektif menurut kriteria tertentu.Kompetensi merupakan karakteristik seseorang yang terkait dengan kinerja terbaik dalam sebuah pekerjaan tertentu. Kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berpenampilan superior ditempat kerja pada posisi tertentu.Hubungan kausal berarti bahwa kompetensi dapat menyebabkan atau digunakan untuk memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk yang sesuai dengan kriteria spesifik atau standar (Nursalam dan Efendi 2009). Kompetensi mencerminkan hal-hal berikut : a) Pengetahuan, pemahaman, dan pengkajian b) Serangakaian ketrampilan kognitif, teknik psikomotor dan interpersonal c) Kepribadian dan sikap serta perilaku Menurut Kepmendiknas 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat

Pengertian belajar

Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatau proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan likungannya (Hamalik, 2010). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang berlangsung menyenangkan, mencerdaskan siswa, menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar.  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk mampu memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebgai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi den

Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan faktor internal dan ekternal.Faktor internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, ketrampilan, kemampuan dan sebagainya.Faktor ekternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai. 1) Faktor internal   Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat dan motivasi, kesehatan dan gaya belajar. a) Kecerdersaan/ intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.Kecerdasan merupakan satu aspek penting yang menentukan keberhasilan studi seseorang. Slamento (2003) mengatakan bahwa tingkat intelegensi studi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Dari

Kemandirian Belajar

Kemandirian Belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bakal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, 2009). Kemandirian belajar menurut Wragg E.C adalah suatu proses dimana mahasiswa mengembangkan keterampilan-keterampilan penting yang memungkinkannya menjadi pelajar yang mandiri, mahasiswa dimotivasi oleh tujuan sendiri, imbalan dari proses belajar bersifat intrinsik atau nyata bagi mahasiswa dan tidak tergantung sistem luar untuk pemberian imbalan jerih payah belajarnya, dosen hanya merupakan sumber dalam proses belajar, tetapi bukan pengatur atau pengendali (Kartadinata,2001). Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri sebagai proses intensif yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai ketera

Motivasi Belajar dan Komponen-komponennya

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yatiu : 1) Kebutuhan Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dalam buku yang ditulis oleh Basuki (2008), manusia memiliki berbagai macam kebutuhan antara lain (a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas, (b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Konsep ini dapat diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya : mahasiswa rajin belajar untuk menyenangkan orang tuanya, (c) Kebutuhan untuk mencapai hasil, (d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Kebutuhan manusia selalu berubah, begitu juga motivasinya selalu berubah sesuai dengan kebutuhannya atau bersifat dinamis.Relevansi dari masalah kebutuhan ini maka timbulah teori tentang motivasi. 2) Dorongan Menurut Hull dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), kebutuhan – kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata“motif’berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapsiagaan).Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak (Sardiman 2010). Menurut Koeswara, Siagian, Scein,Biggs dan Telfer dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalammotivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu. Buku lain menyebutkan setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut tur

advertisement