Implementasi Strategi Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Stm) Tematik Dan Evaluasinya Dalam Kurikulum 2013 Siswa Kelas Rendah
Naniek Sulistya Wardani
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
Siswa SD adalah siswa yang berada pada rentangan usia dini. Pada masa usia dini ini, seluruh potensi yang dimiliki siswa perlu didorong agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal, apalagi pada masa usia ini merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan siswa. Karakteristik siswa pada usia dini ini, secara umum memiliki empat karakteristik, yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung (Kurniawan, 2007). Perkembangan emosi siswa usia dini antara lain telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Mendasarkan pada usia ini, maka pembelajaran siswa SD di kelas rendah terutama kelas III SD yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), dan masih bergantung kepada obyek-obyek konkrit dan pengalaman yang dialaminya, maka pendekatan pembelajarannya adalah tematik.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran akan mengembangkan siswa untuk berpikir holistik. Pembelajaran tematik ini akan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, sehingga perkembangan kognitif siswa berjalan melalui sikapnya di lapangan untuk memperoleh pengalaman, hal ini terjadi karena siswa memiliki ketrampilan dalam mendorong keingintahuannya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik yang memadukan beberapa mata pelajaran akan mengembangkan siswa untuk berpikir holistik. Pembelajaran tematik ini akan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa, sehingga perkembangan kognitif siswa berjalan melalui sikapnya di lapangan untuk memperoleh pengalaman, hal ini terjadi karena siswa memiliki ketrampilan dalam mendorong keingintahuannya.
Pembelajaran tematik seperti inilah yang diharapkan dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berorientasi pada terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, maka pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa, sehingga siswa benar-benar dapat berkembang potensinya secara optimal.
Strategi pembelajaran sains, teknologi dan masyarakat (STM) adalah salah satu desain pembelajaran yang diterapkan dalam pendekatan pembelajaran tematik. STM merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Dengan demikian diharapkan, siswa memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya. Keterpaduan dalam strategi pembelajaran STM diwujudkan dalam keterpaduan berbasis obyek, keterpaduan antar bidang, keterpaduan berbasis persoalan dan keterpaduan proses dan produk. Pelaksanaan dalam kelas rendah, keterpaduan cenderung mengikuti pola keterpaduan antar bidang karena biasanya masih menggunakan sistem guru kelas. Keterpaduan antar bidang ini diwujudkan melalui tema tematik.
Dalam pelaksanaan di lapangan, banyak SD yang menyatakan pembelajarannya dilakukan secara tematik bagi siswa kelas rendah. Namun dalam kenyataannya pembelajaran yang berlangsung berdasarnya tema, namun pendekatannya terpisah yakni berdasarkan mata pelajaran, sehingga tidak ada keterpaduan antar disiplin ilmu. Demikian pula yang terjadi pada siswa kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga pada tahun 2011/2012. Pemikiran siswa terkotak-kotak, seperti dengan matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS dan PKn.
Siswa tidak lagi dalam melihat keholistikan realita kehidupan, sehingga potensi yang dimiliki siswa tidak berkembang optimal. Pembelajaran didominasi oleh proses pembelajaran yang menggunakan buku literatur, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa dalam pembelajaran siswa hanya menghafal konsep dan tidak bermakna, tidak relevan dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat. Kondisi seperti inilah menyebabkan keseimbangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan tidak dapat tercapai. Sehingga kurikulum 2013 akan menyempurnakan masalah yang ada pada saat ini.
Mendasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimanakah gambaran implementasi strategi pembelajaran STM tematik dalam kurikulum 2013 siswa kelas rendah.
II. PEMBAHASAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi seluruh siswa kelas III di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi seluruh siswa kelas III di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase.
Strategi pembelajaran STM akan mengantarkan siswa untuk melihat ilmu sebagai dunianya, siswa akan mengenal dan memiliki pengalaman sebagaimana yang pernah dialami oleh seorang ilmuwan. STM dengan teknologinya berusaha menjembatani antara ilmu dan masyarakat. Siswa akan memperoleh pengetahuan yang sulit dipahami menjadi pengetahuan yang mudah dan menyenangkan melalui pengalaman langsungnya di masyarakat. Menurut Yager (Arnie Fajar.2002:27), secara umum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki kepentingan dan dampak
2. Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan seharihari
4. Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat menggunakan dalam memecahkan masalah
5. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi
6. Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak kepada masyarakatdi masa depan
7. Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Ada dua hal penting dalam pelaksanaan pendekatan STM yaitu:
1. adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat yang dalam pembelajarannya menganut pandangan konstruktivisme, yang menekankan bahwa si pembelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan, dan
2. dalam pembelajaran terkandung lima ranah, yaitu pengetahuan, sikap, proses, kreativitas, dan aplikasi.
Mendasarkan hal tersebut maka tahapan implementasi strategi pembelajaran STM adalah sebagai berikut.
1. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu/masalah actual yang ada di masyarakat.
2. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
3. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami siswa.
4. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
5. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema lingkungan, dengan sub tema lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Strategi pembelajarannya STM. Penilaian yang digunakan adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses mengukur unjuk kerja siswa, dan penilaian hasil mengukur kognitif melalui tes obyektif. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya seperti tergambar melalui gambar 1 di halaman berikut ini.
1. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu/masalah actual yang ada di masyarakat.
2. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
3. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami siswa.
4. Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
5. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema lingkungan, dengan sub tema lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah. Strategi pembelajarannya STM. Penilaian yang digunakan adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses mengukur unjuk kerja siswa, dan penilaian hasil mengukur kognitif melalui tes obyektif. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya seperti tergambar melalui gambar 1 di halaman berikut ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam implementasi RPP siklus 1 untuk tema lingkungan sudah sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran STM yang dirancang yakni dalam merumuskan masalah lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak materi, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah, merumuskan konsep lingkungan, diskusi kelompok dalam memecahkan masalah, merancang lingkungan yang sehat. Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi. Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar teks secara efektif dan efisien, serta pengelolaan waktu yang dipergunakan cukup baik.
Komentar
Posting Komentar