Langsung ke konten utama

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Oleh: Uswatun Hasanah

Abstrak
Diberlakukannya kurikulum 2013  dilatarbelakangi oleh beberapa hal diantaranya proses pembelajaran selama ini belum efektif dan hasil belajar siswa yang terdiri aspek kognitif, afektif dan psikomotor belum optimal. Pembelajaran sains selama ini juga masih dinilai belum baik. Hal ini dapat dilihat dalam pembelajaran sains masih didominasi guru. Setengah waktu atau lebih pembelajaran di kelas digunakan aktivitas guru untuk bercerita, mencatat, dan menjelaskan yang merupakan komunikasi satu arah. Kurikulum 2013 mengisyaratkan adanya perubahan dari keadaan seperti tersebut. Perubahan ini terkait konsepsi terhadap siswa yaitu siswa sebagai pembelajar. Jika konsep terhadap siswa berubah maka tujuan pendidikan dan strategi pembelajaran juga harus berubah.

Dominasi guru dalam pembelajaran dikelas harus dihilangkan. Oleh karena itu guru harus mampu mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan harapan. Paradigma pembelajaran yang diharapkan adalah siswa sebagai pusat pembelajaran (student center). Sebagian besar waktu di kelas adalah milik siswa untuk menggali pengetahuan dan mengembangkan ketrampilannya sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator yaitu menyediakan fasilitas belajar, membimbing dan memotivasi siswa. Kegiatan belajar dikatakan aktif jika sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh siswa. Siswa menggunakan otaknya mempelajari gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang dipelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan menarik hati. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah di ataranya: 1) visual activities (membaca, memperhatikan), 2) oral activities (menyatakan, merumuskan, bertanya, diskusi, wawancara), 3) listening activities (mendengarkan petunjuk, mendengarkan pendapat orang lain), 4) writing activities (menuliskan laporan, menyalin, membuat rangkuman), 5) drawing activities (menggambar, membuat table, membuat grafik), 6) motor activities (melakukan percobaan, kontruksi, bermain), 7) mental activities (menanggapi, mengingat, menganalisis, memecahkan soal, mengambil keputusan), dan 8) emotional activities (berminat, semangat, gembira, berani). Diskripsi ini menunjukkan bahwa perilaku atau aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sangatlah beragam. Jika aktivitas belajar siswa dioptimalkan selama proses pembelajaran maka hasil belajarnya dapat lebih baik.

Aktivitas belajar siswa dapat maksimal jika guru dapat membuat strategi pembelajaran yang sesuai. Guru harus memilih metode dan model pembelajaran yang menantang, menarik dan menyenangkan. Guru dapat menggunakan metode eksperimen, demonstrasi, penugasan proyek dan lainnya, dan dikemas dengan model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran yang dapat dipilih antara lain: Jigsaw, TGT, True or False, Mind maping, role playing dan lain sebagainya. Seiring dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan ICT(information and communication technology) untuk pembelajaran tidak boleh ditinggalkan. Peralatan ICT (komputer, internet, smartphone) sangat menarik bagi siswa saat ini. Siswa di luar jam belajar di sekolah telah memanfaatkan ICT untuk keperluan lain yaitu game dan jejaring soasial. Oleh karena itu pemanfaatan ICT harus diarahkan untuk mendukung belajar siswa dengan bimbingan guru. Dengan menggabungkan antara strategi pembelajaran yang menarik dan memanfaatkan ICT diharapkan kreatifitas, sikap, ketrampilan dan pengetahuan sebagai hasil belajar siswa dapat optimal.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad