Langsung ke konten utama

Randomized Subject, Control-Group Pretest-Posttest Design


Pada eksperimen dengan desain ini, peneliti menggunakan kelompok/grup pembanding. Kedua kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Ia melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan. Secara skematis dapat dituliskan sebagai berikut.


O11 --- X1 ---- O12
O21 --- X2 ---- O22



Keterangan:

O11 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

X1 = kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

O12 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

O21 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang Diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

X2 = kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

O22 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretes, sehingga ia tetap tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan dengan pretest. Hasil eksperimen dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretes dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas. Bila tidak memenuhi persyaratan parameterik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U MannWhitney.



Daftar Pustaka

Ary, D,. dkk. (1985). Introduction to research in education. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Calhoun, E.F. (1994), How to use action research in the self renewing school, Association for
Supervision and Curriculum Development, Alexandria, Virginia.

H. Hadari Nawawi dan H. Mimi Martini. (1996). Penelitian terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Yv.S. Handbooks of qualitative research. 2-ndThousand Oaks: SAGE Puplication. Inc.
Kirk, R.E. (1995). Experimental Design: Procedures for the behavioral sciences. Pasific Grove:

Moh Nazir. (1983). Metode penelitian. Jakarta: Galia Indonesia

Sumanto. (1995). Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Yogyakarta: Andi offset. 

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad

Jenis-jenis Penelitian Pengembangan (Development Research)

Jenis-jenis penelitian yang utama pada penelitian pengembangan (Akker,1999): 1.      Penelitian formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhanproses pengembangan suatu intervensi yang spesifik mulai daripenyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif),mengoptimalisasi mutu intervensi pada pengujian prinsip-prinsiprancangan. 2.      Studi rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan prosespengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi danspesifikasi prinsip-prinsip rancangan. Komponen Utama Penelitian Pengembangan (DR) Menurut Tim Puslitjaknov (2008), metode penelitian pengembangan memuat 3  komponen utama yaitu: (1) Model pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut: Model Penelitian Pengembangan Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptua