Langsung ke konten utama

Efek Salep Getah Bonggol Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus L.)

Berikut ini adalah abstrak atau kutipan dari jurnal ilmiah (english) berbayar/ tesis/skripsi/artikel yang dapat Anda miliki secara utuh (full paper) dengan menghubungi admin ~~

Judul: Efek Salep Getah Bonggol Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus L.)


Luka akibat kecelakaan sering terjadi dalam kegiatan sehari-hari. Sehingga diperlukan perawataan luka yang tepat. Secara tradisional, orang menggunakan bahan-bahan alami untuk mengobatinya. Salah satu bahan alami adalah getah bonggol pisang klutuk (Musa balbisiana Colla.). Getah bonggol pisang klutuk mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang dianggap memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh getah bonggol pisang klutuk terhadap penyembuhan luka sayat pada mencit.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali  ulangan. Getah bonggol pisang klutuk dibuat dalam bentuk sediaan salep dengan berbagai konsentrasi: 0 (kontrol), 15, 20, dan 25%. Salep Betadine® digunakan sebagai kontrol positif. Perlakuan dilakukan dengan mengoleskan salep pada luka mencit dua kali sehari selama 6 hari. Kekeringan luka dan pembentukan keropeng diamati setiap hari serta dilakukan pengukuran panjang luka. Jaringan kulit yang terluka diamati secara histologis pada hari terakhir pengamatan. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa getah bonggol pisang klutuk berpengaruh pada proses penyembuhan luka sayat pada mencit. Getah bonggol pisang klutuk konsentrasi 20 dan 25% mempercepat proses penyembuhan luka secara signifikan, bahkan lebih cepat dari salep Betadine®. Pada hari ke-6, luka sudah kering dan tertutup, keropeng sudah menghilang dan rambut sudah mulai tumbuh. Panjang luka berkurang dari 1,1 cm hingga 0,26 cm. Proses reepitelisasi sudah berlangsung, yang ditunjukkan dengan menebal dan utuhnya lapisan epidermis dan pembentukan jaringan ikat yang kompak. Pada konsentrasi yang lebih rendah, proses ini belum terjadi.
Kata Kunci: Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla.), Getah Bonggol Pisang, Luka Sayat, mencit (Mus musculus L.)

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad

Jenis-jenis Penelitian Pengembangan (Development Research)

Jenis-jenis penelitian yang utama pada penelitian pengembangan (Akker,1999): 1.      Penelitian formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhanproses pengembangan suatu intervensi yang spesifik mulai daripenyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif),mengoptimalisasi mutu intervensi pada pengujian prinsip-prinsiprancangan. 2.      Studi rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan prosespengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi danspesifikasi prinsip-prinsip rancangan. Komponen Utama Penelitian Pengembangan (DR) Menurut Tim Puslitjaknov (2008), metode penelitian pengembangan memuat 3  komponen utama yaitu: (1) Model pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut: Model Penelitian Pengembangan Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptua