Langsung ke konten utama

Definisi Ilmu Pengetahuan

ZonaSainsKita~ Definisi Pengetahuan
Pengetahuan menurut Pudjawidjana (1983) adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. Definisi lain dijelaskan menurut Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.  Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang didapatkan setelah ada interaksi antara panca indera dengan objek tertentu (secara sadar).
 
Menurut Ahmad Dardiri (2014, 12) sumber pengetahuan ada 4, yaitu empirisme, rasionalisme, intuisi, dan agama. Empirisme menitik beratkan pada pengalaman, rasionalisme menitik beratkan pada akal, intuisi yang sangat personal yang tiba-tiba muncul dan menghilang, sedangkan agama menitik beratkan pada  wahyu. Sedangkan menurut Hendra AW (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, usia, dan informasi. Notoatmodjo, (1997) menambahkan pengalaman sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Pengetahuan dikelompokan ke dalam ranah kognitif dari tiga ranah perilaku, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengetahuan ditempatkan sebagai urutan pertama karena pengetahuan merupakan unsur dasar untuk pembentukan tingkatan ranah kognitif berikutnya yaitu pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. (Bloom, 2007)
Adapun Ilmu berasal dari bahasa Arab: alima/lamu/ilman, yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science, dari bahasa Latin scintia (pengetahuan) scire (mengetahui). Pengertian ilmu menurut Mohammad Hatta (Endang, 1979 :45) pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiat maupun kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. Pengertian lain menurut Harsaojo (Endang, 1979 :46) adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra. Sehingga secara sederhana, ilmu dapat dikatakan sebagai bangunan pengetahuan yang sistematis.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan suatu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalah hakikat ilmu. Penggnunaan istilah ilmu pengetahuan sebenarnya merupakan pelonasme, suatu yang berlebihan, (Chaidar Warianto, 2011: 1). Sehingga ketika menggunakan istilah ilmu, sebenarnya istilah pengetahuan otomatis sudah mencakup didalamnya.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad