Menurut Santyasa (2009 : 3), penelitian pengembangan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Masalah yang ingin
dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau
penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional
dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model,
pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang
keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan
produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara
terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk
peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba
lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik
4. Proses pengembangan
model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan
secara rapi dan dilaporakan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang
mencerminkan originalitas.
Selanjutnya, ada beberapa motif penelitian
pengembangan seperti yang dikemukankan oleh Akker (1999), antara lain:
a) Motif dasarnya bahwa penelitian
kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis
korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang
berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
b) Keadaan yang sangat kompleks dari
banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan
penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
c) Penelitian bidang pendidikan secara
umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi
ketiadaan bukti.
Langkah-Langkah
Penelitian Pengembangan (DR)
Menurut Akker
(1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan, antara lain:
1. Pemeriksaan
pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan
yang sistematis dan intensif dari permasalahan yang ada antara lain mencakup
beberapa hal sebagai berikut:
(a) tinjauan ulang literatur,
(b) konsultasi tenaga
ahli,
(c) analisa tentang
ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait,
(d) studi kasus dari
praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.
2. Penyesuaian
teoritis (theoretical embedding)
Usaha yang lebih
sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam mengemukakan dasar
pemikiran secara teoritis untuk pilihan desain yang akan dikembangkan.
3. Uji
empiris (empirical testing)
Bukti empiris yang
jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4.
Proses dan hasil dokumentasi, analisis dan refleksi (documentation, analysis,
and reflection on process and outcome).
Implementasi
dan hasil yang diperoleh digunakan pada spesifikasi dan perluasan metodologi
rancangan dan pengembangan penelitian.
Komentar
Posting Komentar