ZonaSainsKita~
Manusia
ingin mengetahui yang benar, karena manusia hanya akan puas dari rasa ingin
tahunya jika mendapat kebenaran. Tujuan pengetahuan adalah mengetahui yang
benar (kebenaran). Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran. Dengan kata lain, dalam
ilmu manusia ingin memperoleh pengetahuan yang benar. Karena ilmu merupakan
pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang dituju ilmu adalah
pengetahuan ilmiah.
Kebenaran
ilmiah diperoleh melalui prosedur baku di bidang keilmuan yaitu metodologi
ilmiah. Teori manakah yang berlaku bagi kebenaran ilmiah? Pada kebenaran
ilmu-ilmu alam berlaku teori korespondensi, sedangkan pada kebenaran ilmu-ilmu
manusia berlaku teori koherensi
Pada
ilmu-ilmu alam, fakta objektif mutlak diperlukan untuk membuktikan setiap
proporsi atau pernyataan. Oleh sebab itu, kebenaran adalah kesesuaian antara
proporsi dan fakta obyektif. Sebaliknya, pada ilmu-ilmu manusia, yang dituntut
adalah konsistensi dan koherensi antarporposisi.
Kebenaran
ilmiah bersifat objektif dan universal.
Bersifat objektif, artinya kebenaran sebuah teori ilmiah (atau aksioma
dan paradigma) harus didukung oleh kenyataan objektif (fakta). Itu berarti,
kebenaran ilmiah tidak bersifat subjektif. Kebenaran ilmiah bersifat universal
sebab kebenaran ilmiah merupakan hasil konvensi dari para ilmuan dibidangnya.
Hanya dengan demikian, kebeneran ilmiah dapat dipertahankan. Hal ini
mengandaikan pula bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu teori yang dianggap
benar suatu waktu akan gugur oleh hasil penemuan baru. Biasanya, dalam kasus seperti
ini dilakukan penelitian ulang dan pengkajian yang mendalam, serta hasilnya
membutuhkan konvensi para ilmuan. Alasan mengapa kebenaran ilmiah juga bersifaf
relative adalah karena rasio manusia terbatas. Ilmu, dan teknologi mengalami
perkembangan tidak sekaligus dan final, tapi bertahap. Lebih sering suatu
kebenaran berarti kebenaran sementara.
Jenis-Jenis
Kebenaran
Ada tiga jenis
kebenaran, yaitu kebenaran epistemologis, kebenaran ontologis, dan kebenaran
semantik. Adapun urian dari ketiganya adalah sebagai berikut:
a. Kebenaran
epistemologis
Kebenaran ini berkaitan
dengan pengetahuan, disebut juga kebenaran logis. Yang menjadi persoalan disini
adalah apa artinya pengetahuan yang benar? Atau, kapan sebuah pengetahuan disebut
pengetahuan yang benar? Jawabanya: apabila yang terdapat dalam pikiran subyek
sesuai dengan apa yang ada dalam obyek.
b. Kebenaran
ontologis
Kebenaran ini berkaitan
denagn hakikat sesuatu atau berkaitan dengan sifat dasar atau kodrat dari
obyek. Miasalnya, kita mengatakan batu adalah benda padat yang keras. Ini
sebuah kebenaran ontologis, sebab batu pada hakikatnya merupakan benda padat
yang keras. Manusia yang benar adalah manusia yang sesuai dengan kodrat
kemanusiaanya. Kebenaran ontologis dapat dibedakan menjadi:
1) Kebenaran
ontologis esensial : menyangkut dasar atau kodrat sesuatu
2) Kebenaran
ontologis natural : manyangkut kodrat seperti yang dicipatakan Tuhan
3) Kebenaran
ontologis artifisial : menyangkut kodrat yang diciptakan oleh manusia
c. Kebenaran
semantik
Kebenaran
ini berkaitan dengan pemakaian Bahasa. Ini tergantung pada kebebasan manusia
sebagai makhluk yang bebas melakukan sesuatu. Bahasa merupakan ungkapan dari
kebenaran.
Komentar
Posting Komentar