Langsung ke konten utama

Kebenaran Ilmiah adalah...

ZonaSainsKita~

Manusia ingin mengetahui yang benar, karena manusia hanya akan puas dari rasa ingin tahunya jika mendapat kebenaran. Tujuan pengetahuan adalah mengetahui yang benar (kebenaran). Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran. Dengan kata lain, dalam ilmu manusia ingin memperoleh pengetahuan yang benar. Karena ilmu merupakan pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang dituju ilmu adalah pengetahuan ilmiah.

Kebenaran ilmiah diperoleh melalui prosedur baku di bidang keilmuan yaitu metodologi ilmiah. Teori manakah yang berlaku bagi kebenaran ilmiah? Pada kebenaran ilmu-ilmu alam berlaku teori korespondensi, sedangkan pada kebenaran ilmu-ilmu manusia berlaku teori koherensi
Pada ilmu-ilmu alam, fakta objektif mutlak diperlukan untuk membuktikan setiap proporsi atau pernyataan. Oleh sebab itu, kebenaran adalah kesesuaian antara proporsi dan fakta obyektif. Sebaliknya, pada ilmu-ilmu manusia, yang dituntut adalah konsistensi dan koherensi antarporposisi.
Kebenaran ilmiah bersifat objektif dan universal.  Bersifat objektif, artinya kebenaran sebuah teori ilmiah (atau aksioma dan paradigma) harus didukung oleh kenyataan objektif (fakta). Itu berarti, kebenaran ilmiah tidak bersifat subjektif. Kebenaran ilmiah bersifat universal sebab kebenaran ilmiah merupakan hasil konvensi dari para ilmuan dibidangnya. Hanya dengan demikian, kebeneran ilmiah dapat dipertahankan. Hal ini mengandaikan pula bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu teori yang dianggap benar suatu waktu akan gugur oleh hasil penemuan baru. Biasanya, dalam kasus seperti ini dilakukan penelitian ulang dan pengkajian yang mendalam, serta hasilnya membutuhkan konvensi para ilmuan. Alasan mengapa kebenaran ilmiah juga bersifaf relative adalah karena rasio manusia terbatas. Ilmu, dan teknologi mengalami perkembangan tidak sekaligus dan final, tapi bertahap. Lebih sering suatu kebenaran berarti kebenaran sementara.
 Jenis-Jenis Kebenaran

Ada tiga jenis kebenaran, yaitu kebenaran epistemologis, kebenaran ontologis, dan kebenaran semantik. Adapun urian dari ketiganya adalah sebagai berikut:
a.    Kebenaran epistemologis
Kebenaran ini berkaitan dengan pengetahuan, disebut juga kebenaran logis. Yang menjadi persoalan disini adalah apa artinya pengetahuan yang benar? Atau, kapan sebuah pengetahuan disebut pengetahuan yang benar? Jawabanya: apabila yang terdapat dalam pikiran subyek sesuai dengan apa yang ada dalam obyek.
b.    Kebenaran ontologis
Kebenaran ini berkaitan denagn hakikat sesuatu atau berkaitan dengan sifat dasar atau kodrat dari obyek. Miasalnya, kita mengatakan batu adalah benda padat yang keras. Ini sebuah kebenaran ontologis, sebab batu pada hakikatnya merupakan benda padat yang keras. Manusia yang benar adalah manusia yang sesuai dengan kodrat kemanusiaanya. Kebenaran ontologis dapat dibedakan menjadi:
1)    Kebenaran ontologis esensial : menyangkut dasar atau kodrat sesuatu
2)    Kebenaran ontologis natural : manyangkut kodrat seperti yang dicipatakan Tuhan
3)    Kebenaran ontologis artifisial : menyangkut kodrat yang diciptakan oleh manusia
           c.     Kebenaran semantik
Kebenaran ini berkaitan dengan pemakaian Bahasa. Ini tergantung pada kebebasan manusia sebagai makhluk yang bebas melakukan sesuatu. Bahasa merupakan ungkapan dari kebenaran.


Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad