Langsung ke konten utama

Keterbatasan Ilmu Pengetahuan

ZonaSainsKita~

Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari pengetahuan manusia tentang alam sekitarnya. Pengetahuan manusia dibangun atas kerja sama antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui, sehingga terdapat adanya kesatuan atau kemanunggalan antara subjek dan objek. Namun, kemanunggalan antara subjek dan objek tidaklah sempurna dan mutlak. Oleh karena itu, pengetahuan manusia juga tidak sempurna dan juga tidak mutlak (relatif). 

Hal itu terjadi karena dua alasan, yaitu subjek memiliki keterbatasan daya inderawi dan daya intelektualnya dan objek yang diketahui juga tidak sederhana (kompleks). Atau dengan kata lain, pengetahuan manusia tentang sesuatu objek tidak pernah total, selalu ada yang tak terungkap. Dengan adanya keterbatasan pengetahuan manusia itu, maka ilmu yang merupakan hasil sistematis dari pengetahuan yang didapat manusia tentu juga memiliki keterbatasan. Selama manusia tidak menemukan pengetahuan baru, maka ilmu pengetahuan tidak akan maju atau berkembang (Ahmad Dardiri, 2014: 5-8)
Ilmu pengetahuan terdiri dari ilmu pengetahuan alam (Natural Sciences) dan ilmu pengetahuan sosial (Social Sciences). Keduanya tidak selalu memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah-masalah manusia dan keterbatasan inilah yang memerlukan bantuan filsafat. Filsafat mampu menjawab beberapa masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, misalnya tentang hakekat jiwa. Filsafat menjawab berbagai masalah-masalah manusia dengan mengadakan perenungan-perenungan kefilsafatan, karena filsafat tidak lain adalah kebenaran hasil berpikir yang dilakukan secara radikal, spekulatif dan universal.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad