Langsung ke konten utama

Pengertian Kedisiplinan Belajar

Disiplin berasal dari kata disciple, yang artinya sikap seseorang yang secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin, anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup, menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Konsep positif dari disiplin sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam, disiplin diri dan pengendalian diri (Hurlock, 2007). Disiplin yang dilakukan dalam suatu suasana emosional yang positif akan menjadikan proses pendidikan yang menimbulkan keikhlasan dari dalam diri untuk berbuat sesuai peraturan, tanpa merasa takut atau terpaksa.
kedisiplinan belajar
Disiplin terjadi bila pengaruh diberikan oleh seseorang yang memberikan rasa aman, tumbuh dari pribadi yang berwibawa serta dicintai, bukan dari orang yang ditakuti atau berkuasa (Semiawan, 2008). Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat diambil pengertian bahwa disiplin merupakan persesuaian antara sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang dengan suatu peraturan yang sedang diberlakukan. 

Disiplin dapat tumbuh dan dapat dibina melalui penanaman kebiasaan yang harus dimulai dalam lingkungan keluarga, masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. 2.  Pengertian belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis jenjang pendidikan. 

Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa ketika berada di sekolah maupun dirumah (Syah, 2009). Demikian pula menurut Slameto (2003) bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya . Pengertian belajar menurut Djamarah (2002) adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. 

Sesuai dengan pendapat tentang pengertian belajar di atas, terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian disiplin belajar di atas, yang dimaksud disiplin belajar dalam penelitian ini adalah kesadaran diri, sikap atau tingkah laku anak yang taat dan patuh dalam menjalankan kewajibannya untuk belajar, terutama untuk disiplin belajar di rumah. Orangtua mempunyai kewajiban untuk membimbing dan memberi teladan yang baik, memberi semangat, menciptakan komunikasi yang lancar antara orang tua dan anak, menanyakan tentang kesulitan belajar anak saat di sekolah, serta memenuhi kelengkapan belajar anak. 

Disiplin belajar di rumah perlu mendapat perhatian khusus dari orangtua karena keberadaan anak lebih banyak berada di lingkungan keluarga, dilingkungan sekolah selain waktunya relatif singkat, tata tertib yang ada di sekolah sudah mengharuskan siswa untuk disiplin sehingga secara otomatis sebagian besar anak akan disiplin belajar saat di sekolah, selain itu seorang guru juga harus menangani banyak siswa.




Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad