Langsung ke konten utama

Motivasi Belajar dan Komponen-komponennya

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yatiu : 1) Kebutuhan Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dalam buku yang ditulis oleh Basuki (2008), manusia memiliki berbagai macam kebutuhan antara lain (a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk aktivitas, (b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Konsep ini dapat diterapkan dalam kegiatan belajar, misalnya : mahasiswa rajin belajar untuk menyenangkan orang tuanya, (c) Kebutuhan untuk mencapai hasil, (d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
image
Kebutuhan manusia selalu berubah, begitu juga motivasinya selalu berubah sesuai dengan kebutuhannya atau bersifat dinamis.Relevansi dari masalah kebutuhan ini maka timbulah teori tentang motivasi. 2) Dorongan Menurut Hull dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), kebutuhan – kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respon dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut.Disamping kedua hal tersebut juga ada pengaruh – pengaruh dari luar seperti insentif (hadiah dan hukuman) yangmempengaruhi intensitas dan kualitas tingkah laku organisme. 3) Tujuan Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir ”sementara” pencapaian puncak kebutuhan. Jika tujuan tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk ”sementara” (Dimyati dan Mudjiono 2002).


Macam macam Motivasi
Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, maka dari itu penggolongan motivasinyapun bervariasi sebagai berikut:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya antara lain (a) Motivasi bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir tanpa dipelajari. Sebagai contoh adalah dorongan untuk makan, minum, bekerja, istirahat, seksual, dll. Motivasi ini sering disebut motif biologis atau motif physiological drive, (b) Motivasi yang dipelajari maksudnya adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh adalah dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar di masyarakat. Motivasi ini sering disebut social motives (Sardiman 2010).
2) Jenis motivasi menurut Frandsen dalam Sardiman (2010) (a) Cognitive motives, motif ini merujuk pada gejala instrinsik, yaitu menyangkut kepuasan individual. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual, (b) Self expression, penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia, Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri, (c) Self-enhancement, melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi peserta didik untuk mencapai suatu prestasi.

Klasifikasi motivasi
Ada beberapa klasifikasi motivasi (Basuki, 2008) adalah (1) Motivasi jasmaniah dan rokaniah.Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua, yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rokaniah. Yang dimaksud motivasi jasmaniah misalnya refleks, insting otomatis, nafsu, dan lain-lain. Sedang yang termasuk motivasi rokaniah adalah kemauan, (2) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik antara lain (a) Motivasi instrinsi adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, contoh “ seorang yang gemar membaca maka tidak usah ada orang yang mendorong, ia sudah rajin mencari literatur untuk dibaca”,(b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Contoh “ seseorang itu belajar karena besok pagi ada ujian, dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan mendapatkan penghargaan atau pujian”. Jadi belajar bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tapi karena ingin nilai baik dan mendapatkan hadiah.


Indikator Motivasi
Menurut Hamzah (2006), indikator Motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita – cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan seorang peserta didik belajar dengan baik.


Fungsi Motivasi Dalam belajar
Menurut Djamarah (2002), fungsi motivasi dalam belajar adalah motivasi sebagai pendorong kegiatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan dimana adanya dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung yang kemudian menjadi bentuk gerakan psikofisik, motivasi sebagai pengarah perbuatan dimana sesuatu yang dicari peserta didik merupakan tujuan belajar dan tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik.

Sumber:
BasukiH. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah SB.2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
___________. 2002.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamzah B. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
SardimanAM. 2010 .Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Cetakan kedua belas.Bandung: Tarsito





Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad