Langsung ke konten utama

Pengertian Kompetensi

Spencer dan Spencer (2008), mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang biasanya terkait dengan kinerja yang efektif menurut kriteria tertentu.Kompetensi merupakan karakteristik seseorang yang terkait dengan kinerja terbaik dalam sebuah pekerjaan tertentu. Kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai suatu karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal sebab akibat dengan
kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berpenampilan superior ditempat kerja pada posisi tertentu.Hubungan kausal berarti bahwa kompetensi dapat menyebabkan atau digunakan untuk memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk yang sesuai dengan kriteria spesifik atau standar (Nursalam dan Efendi 2009). Kompetensi mencerminkan hal-hal berikut :

a) Pengetahuan, pemahaman, dan pengkajian
b) Serangakaian ketrampilan kognitif, teknik psikomotor dan interpersonal

c) Kepribadian dan sikap serta perilaku

kompetensi siswa

Menurut Kepmendiknas 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Empat pilar (The Four Pillar Of UNESCO) yang mendasari Kepmendiknas No. 232/U/2000 adalah seorang yang kompeten haru dapat memenuhi persyaratan landasan kemampuan pengembangan kepribadian. Empat pilar tersebut adalah :
a) Kemampuan penguasan ilmu dan ketrampilan (Know how and know why)
b) Kemampuan berkarya (know to do)
c) Kemampuan menyikapi dan perilaku dalam berkarya, sehingga memiliki kemandirian dalam menilai dan mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab ( to be)
d) Kemampuan bekerja sama dalam hidup bermasyarakat dengan saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme dankedamaian (to live together)


b . Karakteristik kompetensi

Nursalam dan Efendi (2009) menjelaskan ada empat hal yang merupakan karakteristik kompetensi yaitu motif, bawaan, pengetahuan akademik dan keahlian. Motif adalah sesuatu yangsecara konsisten dipikirkan atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan munculnya suatu tindakan. Motif akan mengarahkan dan menyeleksi sikap menjadi tindakan atau tujuan sehingga lain dari
yang lain. Bawaan dapat berupa karateristik fisik atau kebiasaan dalam merespon suatu situasi atau informasi tertentu.Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks.Skor pada tes pengetahuan
sering kali kurang bermanfaat untuk memprediksi kinerja seseorang di tempatnya bekerja karena sulitnya mengukur kebutuhan pengetahuan
dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan.


Pengetahuan akan dapat memprediksi apa yang dapat dilakukan seseorang bukan apa yang akan dilakukan. Departemen Pendidikan Nasional (2001), mengemukakan bahwa kurikulum yang berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi mahasiswa baik secara individual maupun klasikal;
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes);
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan metode yang bervariasi;
4) Sumber belajar bukan hanya pendidik tetapi sumber belajar lainya yang memiliki unsur edukatif;
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

 

Sumber:

Depdiknas. 2000. Keputusan Mendiknas RI No. 232/U/2000, Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta: Depdiknas

Nursalam dan EfendiF. 2009.Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Spencer LM dan Spencer SM. 2008.Competence At Work Models For Superior Performance. United States Of America: Wiley india Pvt Ltd

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad