Langsung ke konten utama

Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan faktor internal dan ekternal.Faktor internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, ketrampilan, kemampuan dan sebagainya.Faktor ekternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai.
prestasi belajar

1) Faktor internal 
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat dan motivasi, kesehatan dan gaya belajar.

a) Kecerdersaan/ intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.Kecerdasan merupakan satu aspek penting yang menentukan keberhasilan studi seseorang. Slamento (2003) mengatakan bahwa tingkat intelegensi studi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa intelegensi merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. 

b) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorng sebagai kecakapan pembawaan. Slamento (2003) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan yang bila diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Syah (2008) mengatakan bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya, oleh karena itu bakat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang- bidang studi tertentu. 

c) Minat Menurut Syah (2007) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Slamento (2003) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatau hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginananya. Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat mampu mendorong. 

d) Motivasi Menurut Nasution (1996) motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatau, sedangkan Sardiman (2003) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu 1).Motivasi instrisik dan 2).Motivasi ekstrinsik. 

e) Kemandirian kemandirian belajar merupakan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri sebagai proses intensif yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai keterampilan atau teknik ilmiah yang kreatif atas prakarsa atau inisiatif diri sendiri yang diwujudkan dalam keberanian menetapkan sendiri tujuan belajar, memilih dan menetapkan materi pelajaran, intensif menggunakan keterampilan belajar, menetapkan teknik-teknik ilmiah dalam fase belajar dan mempunyai prakarsa lebih dibanding pengajar. 

f) Kesehatan Apabila kesehatan pebelajar terganggu, maka hal ini dapat membuat pebelajar tidak bersemangat untuk belajar. Secara psikologis, gangguan pikiran dan perasaan, kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.


2) Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor- faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa. Menurut Slamento (2003) faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. 

a) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slamento (2003) bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan di mulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.Perhatian orangtua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.

b) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar pebelajar. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan pembelajar dengan pebelajar, alat- alat pelajaran dan kurikulum. Menurut Slamento (2003) pembelajar dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. 

c) Lingkungan Masyarakat Lingkungan berpengaruh terhadap perkembangangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Slamento (2003) berpendapat lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak anak yang sebayanya. 

Apabila anak- anak yang sebaya merupakan anak- anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak- anak disekitarnya merupakan kumpulan anak- anak nakal maka anakpun dapat terpengaruh pula. Selain pendapat diatas salah satu aktualisasi diri siswa adalah dengan prestasi belajar. Prestasi belajar agar tercapai perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dari luar diri individu.
 
Sumber:
Slamento.2003.Belajar dan faktor-nfaktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah M. 2008. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke 14




Komentar

  1. Td saya udh baca artikelnya, disana terdapat faktor2 yg mempengaruhi hasil belajar, salah satunya kemandirian belajar, kira2 siapa ya pakar yg menyatakan itu, soalnya saya butuh utk proposal penelitian saya

    BalasHapus

Posting Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad