Langsung ke konten utama

Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran

Berikut ini adalah abstrak atau kutipan dari jurnal ilmiah (english) berbayar/ tesis/skripsi/artikel yang dapat Anda miliki secara utuh (full paper) dengan menghubungi admin ~~



Berkembangnya penggunaan TIK mengakibatkan pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: a) dari pelatihan ke penampilan, b) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, c) dari kertas ke “on line” atau saluran, d) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan e) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat peserta didik belajar secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet.
Purbo (2002) menyatakan, potensi TIK dalam pembelajaran dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library.  Adanya laboratorium virtual (virtual lab) memungkinkan pendidik dan peserta didik dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan dunia pendidikan dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO (2004), yaitu sebagai berikut.
Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan;
Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning to use ICT);
Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau menggunakan TIK (using ICT to learn);
Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.
Salah satu bentuk produk TIK yang saat ini adalah internet. Kehadiran internet telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan peserta didik baik di kelas maupun di luar kelas.
Robin Paul Ajjelo (Kusumah, 2010) mengemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini,  akan tetapi berupa: a) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, b) jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. c) videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.

1.    Alasan Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Kehadiran TIK dalam pembelajaran merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. TIK tidak sebatas bagaimana mengoperasikan komputer tetapi bagaimana menggunakan teknologi untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran. Beberapa alasan utama pengintegrasian TIK adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk memperkenalkan, memfasilitasi, membantu dalam meningkatkan kemampuan berpikir serta membantu penguasaan materi pelajaran.
Mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dimana peserta didik berpikir kritis, peningkatan keterampilan, bekerjasama, dan membangun interaksi antar kelompok serta ada suatu agenda tersembunyi (hidden agenda) penting yang dapat dicapai, yaitu keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICTs Literacy), sebagai contoh peserta didik dapat mencari informasi melalui internet, berkomunikasi menggunakan surat elekronik (e-mail), membuat laporan dengan program aplikasi pengolah kata, dan mempresentasikan laporan dengan program aplikasi presentasi.
Menurut Alessi dan Trollip (Sutrisno, 2011), pembelajaran berbasis TIK memiliki banyak keunggulan. Keunggulan tersebut berupa penggunaan a) waktu yang digunakan menjadi lebih efektif, b) bahan materi pembelajaran menjadi lebih mudah diakses, c) menarik, dan d) murah biayanya. Menurut Webb (Sutrisno, 2011), bahwa pembelajaran yang diperkaya oleh ketersediaan sumber belajar TIK memberikan hasil antara lain a) mempercepat pemahaman kognitif, b) memperluas pengalaman belajar sehingga peserta didik dapat mempelajari sains melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari, c) meningkatkan manajemen diri, dan d) memfasilitasi pengumpulan data serta presentasi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut terdapat beberapa alasan TIK perlu diintegrasikan dalam pembelajaran, yaitu: a) kehadiran TIK merubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi belajar berpusat pada peserta belajar, b) model pembelajaran terintegrasi TIK merupakan model belajar aktif dan kolaboratif, dan c) TIK dapat meningkatkan motivasi, keterampilan, struktur berpikir, berkomuniksi secara elektronik serta lebih aktif dalam pembelajaran.
 

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad

Jenis-jenis Penelitian Pengembangan (Development Research)

Jenis-jenis penelitian yang utama pada penelitian pengembangan (Akker,1999): 1.      Penelitian formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhanproses pengembangan suatu intervensi yang spesifik mulai daripenyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif),mengoptimalisasi mutu intervensi pada pengujian prinsip-prinsiprancangan. 2.      Studi rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan prosespengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi danspesifikasi prinsip-prinsip rancangan. Komponen Utama Penelitian Pengembangan (DR) Menurut Tim Puslitjaknov (2008), metode penelitian pengembangan memuat 3  komponen utama yaitu: (1) Model pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut: Model Penelitian Pengembangan Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptua