Berikut ini adalah abstrak atau kutipan dari jurnal ilmiah (english) berbayar/ tesis/skripsi/artikel yang dapat Anda miliki secara utuh (full paper) dengan menghubungi admin ~~
oleh: Priadi Surya, UNY
oleh: Priadi Surya, UNY
Multiple principlaship system atau sistem kekepalasekolahan berjenjang adalah salah satu sistem yang
sudah lama diterapkan dalam manajemen sekolah di Indonesia. Meski begitu,
budaya yang telah lama tertanam adalah manajemen pendidikan sentralistis. Perubahan budaya sekolah dalam nuansa manajemen
pendidikan desentralistis menuntut lebih peran kepala sekolah. Secara nyata
kepala sekolah dibantu oleh asisten atau wakil kepala sekolah. Sebagian tugas
dan wewenang kepala sekolah didelegasikan kepada mereka. Sebagai satu kesatuan
manajemen sekolah, diperlukan penguatan untuknya dalam implementasi kebijakan
Kurikulum 2013 di sekolah. Manajemen, kepemimpinan, dan budaya sekolah menjadi
unsur pendukung dalam implementasi kebijakan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.
Multiple principalship ini
senada dengan konsep shared leadership,
ataupun distributed leadership. Sejalan
dengan Muljani A. Nurhadi (2010: 7) yang menuturkan:
The coverage of tasks and responsibility of now-days’ school leader in
increases significantly, so he or she will not be able to carry out all of them
by himself. …’command and control’ leadership model does not and will not work
in today’s high accountability school system. This must be replaced by a
‘shared leadership’ model in which a school leader has to work with teachers to
strengthen skills and to allow teacher exercise leadership outside the
classroom.
Melalui sistem ini, pelatihan yang lebih alamiah dan langsung pada principalship guru mungkin
terjadi, memperkuat manajemen dan
perencanaan kaderisasi, tantangan yang
dihadapi sekolah kontemporer
dapat dipenuhi, dan efektivitas sekolah akan ditingkatkan. Distributed leadership
dapat dilakukan secara formal melalui
restrukturisasi struktur organisasi sekolah, tetapi juga lebih alamiah dengan mengembangkan gugus tugas ad-hoc atas dasar keahlian
dan kebutuhan saat ini.
Multiple
Principalship System[1]
Dalam mempelajari sekolah sebagai suatu organisasi, terdapat
satu asas organisasi yang juga diterapkan di sekolah. Asas tersebut adalah
departemenisasi. Seperti dikatakan pula oleh Sutarto (2002:66) berikut ini:
“Yang dimaksud dengan departemenisasi adalah aktivitas untuk menyusun
satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi
tertentu.” Dalam ruang lingkup yang sederhana, penempatan asisten kepala
sekolah dapat dipandang sebagai satuan organisasi utama yang berkedudukan di
bawah pucuk pimpinan dalam hal ini kepala sekolah. Adapun secara fungsinya, asisten
kepala sekolah memiliki fungsi umum dalam operasi, penataan, kontrol dan
konsultasi.
Sebagai satuan operasi, asisten kepala sekolah menjalankan
kegiatan yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan sekolah. Asisten
kepala sekolah menjalankan teknis operasional kegiatan pendidikan di sekolah
sebagai implementasi strategi yang telah diputuskan kepala sekolah.
Asisten kepala sekolah juga berfungsi sebagai satuan penataan
segala sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Asisten
kepala sekolah memberdayakan sumber daya manusia, sumber belajar seperti
kurikulum, serta fasilitas dan dana bagi
proses pendidikan di sekolah.
Fungsi berikutnya dari asisten kepala sekolah adalah fungsi
kontrol. Asisten kepala sekolah berfungsi melakukan pengendalian atas
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah agar sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Pengawasan dapat dilakukan terhadap tenaga pendidik dan tenaga
lainnya, siswa, dan sumber daya pendukung pendidikan.
Dalam melaksanakan tugas administrasinya asisten kepala
sekolah juga berfungsi sebagai satuan konsultasi. Asisten kepala sekolah adalah
pihak yang dianggap memiliki kemampuan lebih sehingga dapat memberikan petunjuk
bagi pihak lain untuk dapat bekerja dengan baik. Maka konsultasi itu dapat
dilakukan kepada kepala sekolah sebagai pimpinan, sesama wakil kepala sekolah,
guru dan pihak lainnya. Asisten kepala sekolah dapat bertindak sebagai
supervisor bagi tenaga pendidik dan atau pegawai lainnya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa asisten kepala sekolah
bertugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi. Menurut
Occupational Outlook Handbook 2006-2007 yang diterbitkan US Department of
Labor, penjelasan mengenai tugas asisten kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan adalah:
Assistant principals aid the principal in the overall
administration of the school. Some assistant principals hold this position for
several years to prepare for advancement to principal jobs; others are career
assistant principals. They are primarily responsible for scheduling student
classes, ordering textbooks and supplies, and coordinating transportation,
custodial, cafeteria, and other support services. They usually handle student
discipline and attendance problems, social and recreational programs, and
health and safety matters. They also may counsel students on personal,
educational, or vocational matters.
Dapat kita pahami bahwa asisten kepala sekolah membantu
kepala sekolah dalam seluruh administrasi di sekolah. Beberapa asisten kepala
sekolah memegang jabatan ini dalam beberapa tahun untuk persiapan pematangan
untuk tugas kepala sekolah; sedangkan yang lainnya merupakan asisten kepala
sekolah karier. Hal ini yang sekiranya berbeda dalam proses pengangkatan di
negara kita yang belum secara jelas menentukan kriteria mengenai jabatan asisten
kepala sekolah.
Biasanya asisten kepala sekolah terdiri dari wakil kepala
sekolah urusan kurikulum, urusan kesiswaan, urusan sarana dan prasarana, dan
urusan pelayanan khusus. Namun jauh daripada sekedar tugas tambahan, asisten
kepala sekolah harus lebih menempatkan dirinya kepada optimalisasi fungsional
sebagai administrator pendidikan.
Asisten
kepala sekolah berperan dalam mengimplementasikan strategi yang telah
dirumuskan sebagai kebijakan kepala sekolah. pada tingkat manajerial terdapat
tugas yang berkaitan dengan manusia dan beberapa hal yang bersifat teknis
Dalam
era otonomi sekolah, asisten kepala sekolah memainkan peran besar dalam
meningkatkan keberhasilan akademik siswa dengan
membantu mengembangkan kurikulum baru, mengevaluasi guru, dan menjalin
kesepahaman dalam hubungan sekolah masyarakat, tanggung jawab yang sebelumnya
selalu diemban oleh kepala sekolah. Secara fungsi, deskripsi tugas wakil kepala
sekolah ini tidak jauh berbeda dengan penjelasan menurut Timothy P. Martin
(2004:15) yang mengatakan ada sembilan tugas yang memerlukan latar belakang
pengetahuan, impelementasi strategi, dan tanggung jawab hukum dari setiap
tugas. Berikut kesembilan tugas yang menjadi tanggung jawab asisten kepala
sekolah: 1) Student discipline, 2)
Teacher observation, 3) Administering assessment, 4) Master schedulling, 5) Campus
safety, 6) Communication/interpersonal skills, 7) Meeting parents, 8) Meeting
students, 9) General administration.
Dalam
pernyataan tersebut diterangkan asisten kepala sekolah terutama bertanggung
jawab atas segala hal teknis yang berkaitan dengan siswa, guru dan sarana
pendukung, serta menjalin kesepahaman dalam hubungan sekolah dengan masyarakat,
tanggung jawab yang sebelumnya selalu diemban oleh kepala sekolah.
[1]
Sub pembahasan ini
merupakan saduran dari Tesis Kontribusi
Pengembangan Karier dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Pembantu
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Cimahi. a.n. Priadi Surya. Program
Studi S2 Administrasi Pendidikan SPs UPI 2007.
Kata kunci: multiple principalship, kepala sekolah, manajemen, kepemimpinan,
implementasi kebijakan kurikulum,
Komentar
Posting Komentar