Model-model pembelajaran
koooperatif sangat beragam jenisnya, ada yang sederhana dan ada yang rumit
sekalipun. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan
adalah Team Assisted Individualization (TAI) dan Cooperative Integrated Reading
and Compotition (CIRC). Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para peserta
didik dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa
sosial yang tinggi (Supriyono, 2009 : 130). Tujuan dibentuknya kelompok adalah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007:41).
Dalam model pembelajaran TAI
(Team Assisted Individualization) merupakan model pembelajaran yang membentuk
kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda
untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model
ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
Kelebihan dalam pembelajaran
TAI ini, siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah dan siswa
yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya. Sedangkan
kelemahan pada pembelajaran TAI ini, siswa yang kurang pandai secara tidak
langsung akan menggantung pada siswa yang pandai dan adanya anggota kelompok
yang pasif serta tidak mau berusaha serta hanya mengandalkan teman
sekelompoknya. Dalam pembelajaran inipun Tidak ada persaingan antar kelompok
dan tidak semua materi dapat diterapkan
pada metode ini.
Hasil penelitian yang
terdahulu, menurut Kusartika (2008) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam menhikuti
pembelajaran.
Cooperative Integrated Reading
and Compotition (CIRC) adalah satu set materi kurikulum yang melengkapi
soal-soal cerita dan memastikan bahwa pembelajaran kooperatif telah diterapkan
dalam pembelajaran membaca, menulis, mengeja, dan mekanika bahasa (Slavin dalam
Johnson, 2010: 78). Dalam model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Compotition), peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok
kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 peserta didik. Dalam kelompok
ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan
peserta didik. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada peserta didik yang
pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing peserta didik merasa cocok satu
sama lain.
Kelebihan dalam pembelajaran
CIRC ini, mempunyai pengalaman dan kegiatan belajar anak didik yang selalu
relevan dengan tingkat perkembangan anak. Kegiatan yang dipilih sesuai dan
bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak, serta seluruh kegiatan belajarpun
lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat
bertahan lebih lama. Sedangkan kelemahan dalam pembelajaran CIRC ini hanya
dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini
tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti matematika dan mata pelajaran
lain yang menggunakan prinsip menghitung.
Hasil penelitian yang
terdahulu, menurut Anwar (2008) menyatakan bahwa guru sudah dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan sangat baik. Hal ini diperoleh
dari hasil siklus I, II, dan III menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa
adalah 90,63 %, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak siswa yang melakukan
aktivitas dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berkriteria
baik sekali.
Oleh karena itulah peneliti
memiliki ketertarikan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada dua
buah model pembelajaran kooperatif yaitu TAI dan CIRC. Dimana pada model
pembelajaran TAI siswa diajarkan dapat membangun kerja sama dalam kelompok
dengan baik. Peneliti membandingkan dengan pembelajaran CIRC ini, karena pada
pembelajaran CIRC ini mempunyai kelemahan yang tidak dapat dipakai untuk mata
pelajaran yang menggunakan prinsip menghitung, sedangkan mata pelajaran fisika
menggunakan prinsip menghitung. Disini peneliti menggunakan model pembelajaran
CIRC agar siswa bukan hanya dapat membaca soal namun dapat memahami apa isi
soal dan siswa pun dapat mengerjakan soal dengan baik. Peneliti menggunakan
model pembelajaran tersebut, dengan harapan agar setelah melakukan penelitian, peneliti
dapat mengetahui mana model pembelajaran yang lebih baik dan dapat digunakan
oleh guru khususnya dalam menerapkan model pembelajaran serta hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fisika khususnya (materi lensa).
Kelebihan dan Kekurangan TAI dan CIRC
Kelebihan dan Kekurangan TAI dan CIRC
Temuan dari hasil penelitian model pembelajaran tipe TAI dan
CIRC ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada pembelajaran TAI
ini memiliki kelebihan diantaranya siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah, karena masing-masing kelompok terdapat siswa yang
memilki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, sehingga siswa yang memiliki
kemampuan rendah sangat terbantu karena teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran
tipe TAI ini siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok
sehingga dalam menyelesaikan masalah menjadi lebih ringan dan lebih cepat
karena adanya kerja sama yang tinggi dalam suatu kelompok, sehingga timbul rasa
tanggung jawab yang tinggi dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
Pembelajaran ini juga menghemat
presentasi guru sehingga waktu pembelajaran pun lebih efektif.
Dari kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran tipe TAI ini
peneliti membuktikan bahwa pembelajaran ini sangat cocok digunakan untuk mata
pelajaran yang mengutamakan hitungan yaitu mata pelajaran fisika, karena
penerapan pada model ini terlihat banyak siswa yang mendapatkan nilai diatas
KKM. Hal ini dapat terlihat pada diagram gambar 1 yang menunjukkan bahwa presentase
hasil belajar siswa pada kelas VIII C diperoleh rata-rata baik. Selain itu
hasil dari observasi yang dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dalam
kegiatan diskusi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung, menunjukkan
bahwa siswa antusias dan perhatian siswa terhadap pelajaran sangat baik, peran
serta dalam kelompok cukup baik, tanggung jawab terhadap tugas kelompok cukup
baik, keterlibatan siswa dalam diskusi sangat baik, mengajukan pertanyaan/
pendapat cukup baik dan kerjasama serta koordinasi kelompok sangat baik.
Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe TAI ini,
adapun kelemahan yang ditemukan diantaranya, siswa yang kurang pandai secara
tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai. Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini Pengelolaan
kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajarannya juga
berjalan kurang baik. Jadi semua bergantung dan kembali pada guru bagaimana
cara mengajarkan dan menyampaikan materi agar siswa tidak merasa bosan sehingga
proses belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar.
Pada pembelajaran tipe CIRC ini pun juga memiliki kelebihan
diantaranya, dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir siswa. Pada
kegiatan belajar ini lebih bermakna sehingga hasil belajar siswa akan dapat
bertahan lebih lama. Serta menumbuh-kembangkan interaksi sosial siswa seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan teman lainnya.
Selain itu dapat membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan
aspirasi guru dalam mengajar. Berdasarkan diagram pada gambar 2 menunjukkan
bahwa presentase hasil belajar siswa pada kelas VIII C diperoleh rata-rata
cukup. Selain itu hasil dari observasi yang dilakukan untuk melihat aktivitas
siswa dalam kegiatan diskusi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung,
menunjukkan bahwa siswa antusias dan perhatian siswa terhadap pelajaran cukup
baik, peran serta dalam kelompok kurang baik, tanggung jawab terhadap tugas
kelompok cukup baik, keterlibatan siswa dalam diskusi kurang baik, mengajukan
pertanyaan/ pendapat kurang baik dan kerjasama serta koordinasi kelompok cukup baik.
Selain kelebihan yang ditemukan pada pembelajaran tipe CIRC
ini, adapun kelemahan dari model
pembelajaran ini yaitu tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti
matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung. Dari
kelemahan yang dimiliki oleh model pembelajaran tipe CIRC ini peneliti
menerapkan model ini pada pelajaran fisika. Ternyata peneliti membuktikan bahwa
pembelajaran tipe CIRC ini tidak cocok untuk dipakai pada mata pelajaran
fisika, karena penerapan pada model ini banyak siswa yang nilainya masih kurang
dari KKM. Pembelajaran tipe CIRC lebih cocok untuk pelajaran yang menuntut
siswa banyak membaca seperti mata pelajaran bahasa Indonesia, bahasa inggris,
PKN, dan IPS.
Komentar
Posting Komentar