Langsung ke konten utama

Teknik Analisis Data Penelitian Survei



Pada prinsipnya, teknik analisis data survei, data eksposfakto, ataupun data eksperimen sama saja, tergantung kepada tujuan penelitiannya, yakni



1. apakah akan mencari hubungan antar variabel yang diteliti,
2. apakah akan mencari perbedaan pada variabel tergayut akibat perbedaan atribut atau perbedaan level pada variabel bebasnya.



Jika yang akan diselidiki adalah hubungan antara variabel bebas dan tergayutnya, maka yang akan diteliti apakah sifatnya



1. hubungan regresi (hubungan sebab akibat antara variabel prediktor dan variabel respons)
2. hubungan korelasi karena antara variabel tbebas dan variabel tergayut memiliki hubungan yang simeteris.
3. hubungan dependensi/ketergantungan karena datanya berupa data cacah.



Selain, itu pemenuhan pesyaratan suatu teknik analisis yang akan digunakan harus diperhatikan bila tujuannya akan membuat inferensi. Jika tidak akan membuat inferensi maka cukup dianalisis dengan teknik analisis statistika deskriptif. Jika akan membuat inferensi maka apakah memenuhi persyaratan keparameterikan ataukah tidak. Selain itu banyaknya variabel penelitian juga akan menentukan teknik analisis yang digunakan, yakni



1. Untuk data penelitian monovariat (penelitian tanpa variabel bebas) hanya dianalisis menggunakan statistika deskriptif.
2. Untuk data penelitian bivariat dan multivariat dapat dianalisis menggunakan analisis pembedaan dan analisis hubungan, terantung pada tujuan penelitiannya.
3. Bila data penelitian bivariat (satu variabel bebas dan satu variabel tergayut), baik variabel bebas dan tergayutnya merupakan data kuantitatif dan peneliti bertujuan mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergayut maka digunakan uji regresi sederhana.
4. Data penelitian multivariat dimana peneliti memiliki >1 variabel bebas dan satu variabel tergayut dan peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tergayut digunakan uji regresi ganda.
5. Data multivariat dengan satu atau >1 variabel bebas dan >1 variabel tergayut, dan tujuannya adalah mencari perbedaan respons akibat pengaruh variabel bebas digunakan uji beda mltivariat.

Analisis data pada penelitian bivariat dengan tujuan mencari perbedaan respons akibat perbedaan atribut/level variabel bebas, harus diperhatikan banyaknya atribut atau level variabel bebas, yakni

1. Jika hanya ada dua atribut/level variabel bebas maka hanya akan ada dua nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada dua nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh group/kelompok yang akan dibandingkan.
2. Jika ada k atribut/level variabel bebas maka akan ada k nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada k nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh grup-grup yang akan diperbandingkan.

Jika peneliti ingin mengetahui perbedaan antara dua grup/kelompok yang diteliti, maka peneliti dapat menganalisis data menggunakan uji beda dua nilai rata-rata. Hal yang perlu diperhatikan adalah

1. apakah data yang dimiliki memenuhi persyaratan keparametrikan, dan
2. apakah nilai parameter (nilai rata-rata populasi) dari salah satu grup yang diteliti sudah diketahui ataukah tidak.

Bila peneliti ingin mengetahui perbedaan antara beberapa grup/kelompok yang diteliti, maka peneliti dapat menganalisis data menggunakan uji beda k nilai rata-rata. Hal yang perlu diperhatikan adalah
1. apakah data yang dimiliki memenuhi persyaratan keparametrikan, dan
2. apakah nilai parameter (nilai rata-rata populasi) dari salah satu grup yang diteliti sudah diketahui ataukah tidak.

Untuk mengingat kembali beragam teknik analisis data pelajar lagi statistika atau biometri karena teknik analisis data untuk penelitian sosial dan biologi nama dan ragamnya sama. Seperti, ada uji pembandingan terhadap nilai parameter dengan menggunakan uji z atau uji t-Student, uji beda dua nilai rata-rata parametrik dengan menggunakan uji t-Student data berpasangan dan uji t-Student data tidak berpasangan, secara nonparameterik ada uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan dan ada uji U Mann-Whitney untuk data tidak berpasangan. 

Untuk pembandingan beberapa nilai rata-rata digunakan uji ragam, baik uji ragam secara parameterik maupun secara nonparametrik. Uji ragam secara parameterik ada uji ragam eka arah/satu jalur, uji ragam dwii arah/dua jalur, dan uji ragam banyak arah/banyak jalur. Untuk uji ragam banyak jalur ada uji ragam banyak jalur tanpa interaksi dan uji ragam banyak jalur dengan interaksi. Untuk uji ragam secara nonparameterik ada uji ragam satu arah berperingkat Kruskal-Wallis, ada uji ragam dwi arah berperingkat Friedman.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad