Langsung ke konten utama

Karakteristik dan Variabel Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki karaktiristik atau ciri sebagai berikut :

1. Adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

2. Memanipulasi atau mengubah secara sistematis variabel eksperimen/ perlakuan

3. Menggunakan kelompok kontrol sebagai acuan untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen

4. Adanya pengontrolan variabel, yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi

5. Mengamati hasil manipulasi secara teliti

6. Adanya validitas internal dari desain penelitian, validitas ini menanyakan apakah manipulasi eksperimental dalam studi ini benar-benar menimbulkan perbedaan.

7. Adanya validitas eksternal yang menanyakan seberapa representatifkah temuan-temuan penilaian tersebut dan dapatkan hasil temuan tersebut digeneralisasikan terhadap keadaan dan subjek yang sama.

 

Learning is Fun 

A. Variabel Penelitian Eksperimen

Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 90), penelitian eksperimen memiliki tiga variabel yaitu variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan variabel kontrol. Variabel independen merupakan variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap variabel dependen, dapat dimanipulasi, di ubah, atau diganti. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel kontrol adalah variabel yang tidak diberi perlakuan/ eksperimen namun selalu diikutsertakan dalam proses penelitian.

Dalam penelitian eksperimen, variabel independen adalah perlakuan (treatment) sedangkan variabel dependen adalah karakteristik yang diukur setelah mendapat perlakuan. Variabel terikat berupa karakteristik sebjek sebelum mendapat perlakuan. Sedangkan variabel kontrol adalah karakteristik kelompok subjek yang tidak diberi perlakuan tetapi turut diukur atau diambil datanya sebelum maupun sesudah eksperimen. Penelitian eksperimen menguji hubungan sebab-akibat antar variabel independen (bebas) yang terdapat pada objek percobaan dan dependen (terikat) yang terdapat pada karakteristik subjek yang telah diberi perlakuan. Variabel kontrol dalam penelitian eksperimen berfungsi sebagai acuan, untuk membandingkan apakah perubahan yang terjadi pada variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh adanya variabel independen (bebas) atau tidak. Dan apabila kelompok eksperimen tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol maka eksperimen tidak memiliki pengaruh yang nyata.

B. Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen, yaitu:

1. Melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.

2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalahnya.

3. Merumuskan hipoteisis, menentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan mendefinisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.

4. Menyusun rencana eksperimennya, dengan langkah:

a) Mengidentifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin mengkontaminasi eksperimen dan menentukan bagaimana untuk mengontrol variabel tersebut.

b) Memilih rancangan penelitiannya.

c) Memilih sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, menentukan subyek untuk kelompok kontrol dan menentukan kelompok-kelompok perlakuan eksperimen.

d) Memilih atau menyusun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil eksperimen.

e) Merancang prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.

f) Merumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.

5. Melakukan eksperimen

6. Mengatur/ menyuusun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang diperkirakan akan ada.

7. Menerapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian.

8. Membuat interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan buatlah laporannya.

C. Desain / Rancangan Eksperimen

Pada dasarnya penelitian eksperimen pendidikan dapat dipisahkan menjai penlitian pra-eksperimen (pra-experiment), eksperimen semu (quasy experiment) dan eksperimen sesungguhnya (true experiment). Sebenarnya ketiga jenis eksperimen ini dibedakan atas kemampuan peneliti mengontrol variabel pengganggun (suppressor variable atau nuisance variable atau extraneus variable meskipun ada yang mendefinisikan extraneus variable adalah semua variabel kecuali independent variable dan dependent variable) (Bambang Subali, 2010: 23). Sehingga pengendalian munculnya variabel ekstra (extraneus variable), yakni variabel yang bukan menjadi penyebab munculnya variabel terikat, yang dapat menngancam validitas kesimpulan tentang hubungan kausal, dapat dilakukan secara lebih efektif.

Ada tiga desain/rancangan eksperimen yang tergolong eksperimen sesungguhnya menurut (Bambang Subali, 2010:29), yakni:

1. Randomized Subject Control-Group Pretest-Posttest Design

Dalam desain ini, digunakan dua kelompok subjek yang dibentuk secara acak dan diasumsikan memiliki karakteristik yang sama (homogen). Satu kelompok diberi perlakuan (eksperimen), sementara yang satunya lagi dijadikan sebagai kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut diberikan pretes kemudian diberikan perlakuan khusus untuk kelompok eksperimen, dan akhinya dilakukan postes (tesnya sama). Selanjutnya hsil kedua tes tersebut dibandingkan atau diuji perbedaannya. Pada eksperimen dengan desain ini, peneliti menggunakan kelompok/ grup pembanding. Kedua kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Ia melakukan pengukuran sebelumnya dan sesudah perlakuan/ intervensi diberikan. Secara skematis dapat dituliskan sebagai berikut,

011---X1---012

021---X2---022

Keterangan :

O11= pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

X1= kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

O12= pengukuran/observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

O21= pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang Diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

X2= kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

O22= pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan).

Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretest, sehingga ia tetap tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan dengan pretest. Hasil eksperimen dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji Mann-Whithey.

2. Solomon Three group Design

Pada eksperimen desain ini, peneliti menggunakan dua kelompok/ grup pembanding. Salah satu kelompok pembanding ada yang diukur sebelum eksperimen dilakukan. Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Ia melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/ intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/ kelompok eksperimen. Secara skematis dapat dituliskan sebagai berikut:

011---X1---012

---X1---013

021---X2---022

Keterangan:

011= pengukuran/ observasi sebelum perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

X1= kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding)

012= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

013= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

021= pngukuran/ observasi sebelum perlakuan/ intervensi ada kelompok yang diberi perlakuanX2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

X2= kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (Sebagai kelompok perlakuan)

022= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan).

Desain ini mengatasi kelemahan desain sebelumnya karena ia dapat mengetahui efek interaksi pretest dengan perlakuan meskipun tidak secara langsung. hasil eksperimen dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur poa kovarians, dimana pretest dijadikan interaksi kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas, kombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakankombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney.

3. Solomon Four Group Design

Pada eksperimen dengan desain ini peneliti menggunakan dua kelompok/ grup pembanding. Salah satu kelompok pembanding ada yang diukur sebelum eksperimen dilakukan. Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Ia melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/ intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/ kelompok eksperimen. Secara skematis dapat dituliskan sebagai berikut:

011---X1---012

X1---013

021---X2---022

X2---023

Keterangan:

01= pengukuran/ observasi sebelum perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

X1= kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (Sebagai kelompok pembanding)

012= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (Sebagai kelompok pembanding)

013= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding)

021= pengukuran/ observasi sebelum perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan)

X2= kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (Sebagai kelompok perlakuan)

022= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 yang diberi perlakuan/ intervensi (Sebagai kelompok perlakuan)

023= pengukuran/ observasi setelah perlakuan/ intervensi pada kelompok yang diberi perakuan X2 yang tanpa pengukuran sebelum eksperimen.

Desain ini mengatasi kelemahan desain sebelumnya karena ia dapat mengetahui efek interaksi pretest dengan perlakuan secara langsung. hasil eksperimen dengan desain ini dapat diuji dengan ui ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan paramtrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bentanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney.

4. Factorial design

Rancangan faktorial bukan bagian dari true experiment bila tidak ada pengukuran sebelum eksperimen. Disebut eksperimen faktorial atau eksperimen berfaktor karena melibatkan lebih dari satu variable bebas yang dijadikan faktor, dan kedua faktor tersebut secara teoritik ada interaksinya. Dalam eksperimen factorial peneliti dapat melibatkan dua faktor sehingga disebut eksperimen faktorial bifaktor. Peneliti juga dapat melibatkan tiga faktor sehingga disebut eksperimen faktorial trifaktor.

Faktorial desain adalah sebuah jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen (stimulus) yang dikombinasikan. Kombinasi inilah yang disebut sebagai faktor. Dua jenis akibat yang dapat diukur pada variabel dependen adalah akibat utama dan akibat interaksi.

Dalam melakukan penelitian eksperimen, dimungkinkan terjadi subjek penelitian tidak dapat diteliti, misalnya karena sakit atau pindah tempat. Apalagi jika penelitian eksperimen ini memakan waktu yang cukup lama sehingga membuat subjek menjadi lemah dan bosen, atau bahkan subjek telah mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga kebereaksiannya menjadi besar. Dengan demikian hasil penelitian mungkin menjadi berkurang validitasnya.

 

l

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2010. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif an Kualitatif. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Mulyatiningsih, Endang. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta: UNY Press.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subali, Bambang. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad