Langsung ke konten utama

Penelitian Survei dan Penelitian Evaluasi (1)

Ada beberpa hal yang melatar belakangi seseorang harus melakuan sebuah penelitian. Menrut (Sukmadinata, 2009 halaman 2) ada 4 sebab mengapa manusia perlu melakukan penelitian. Pertama karena pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan manusia sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui. Ketiga, manusia dalam kehidupanya selalu dihadapakan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan, baik dalam dirinya, keluarga, dan masyarakat dilingkungan kerjanya. Keempat, manusia mersa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasi dan dimilikinya, ia selalu ingin lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meingkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Sebenarnya sangat banyak sekali metode-metode penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan misteri yang adal dialam untuk dijadikan sebgai ilmu pengetahuan dan salah satunya adalah penggunaan metode survei dan evaluasi yang akan dibahas pada bab ini.

 

#116, Karen Deicas DePodesta, 2003

B. Tujuan

Setelah membaca tentang penelitian survei dan penelitian evaluasi, para pembaca diharapkan dapat:

1. Memahami prinsip-prinsip penelitian survei dan penelitian evaluasi.

2. Mengetahui langkah-langkah penelitian survei dan penelitian evaluasi.

3. Memberikan contoh permasalahan yang pemecahannya masalahnya menggunakan penelitian survei dan penelitian evaluasi.

 

A. Penelitian Survei

1. Prinsip Penelitian Survei

Pada dasarnya penelitian survei digunakan untuk mengambil sampel dari suatu populasi. Model penelitian ini merupakan metode paling baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli (original data) untuk mendeskripsikan keadaan populasi. Pengambilan datanya dapat berupa angket ataupun wawancara. Terdapat 3 karakteristik utama pada penelitian survei:

a. Informasi yang dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi.

b. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaandari suatu populasi.

c. Informasi diperoleh dari sampel bukan dari populasi (Sukmadinta, 2009 halaman 74).

2. Langkah-langkah Penelitian Survei

Sebelum pelaksanaan langkah-langkah penelitian survei terlebih dahulu menetukan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Dalam penelitian non-eksperimen baik pendekatan kuantitatif maupun kualitatif, desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Dalam desain tersebut diuraikan secara agak rinci: data apa yang akan dikumpulkan, dari mana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagai mana langka-langkah pengumpulan datanya. Dalam setiap komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara / teknik tersebut (sukmadinata, 2009, halaman 287).

Penelitian survei dilihat dari pengalaman para ahli memiliki langkah-langkah yang bervariasi. Ada tiga langkah penting dan menentukan keberhasilan penelitian survei yatu:

a. Mengembangkan atau membuat angket.

b. Pemilihan sampel.

c. Mengumpulkan data dengan wawancara atau dengan angket/ kuisioner.

Detail mengenai tahapan penelitian survei ( Isaac dan Michael dalam Sukardi, 2013, hal 196), yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan dan skop survei.

b. Mendesain angket atau petunjuk wawancara.

c. Mengetes instrumen untuk mengidentifikasi dan memperbaiki item yang kurang relevan dan mencapai format yang baik, mudah ditabulasi dan dianalisis.

d. Jika menggunakan wawancara sebaiknya dibuat guide-nya dilakukan oleh orang-orang yang terlatih.

e. Yakinkan bahwa instrumen harus memiliki karakteristik jelas, simpel, dan langsung berkaitan dengan permasalahannya.

f. Menggunakan program komputer yang relevan dan evisien.

g. Mempertimbangkan sifat-sifat penting dari responden yang menjadi sasaran, utamanya ketika survei dilaksanakan dan alisis data dilakukan.

h. Bayangkan variasi hasil yang mungkin muncul daripenelitian survei, termasuk efek yang mugkin mengejutkan. Langkah dilakukan untuktk mengantisipasi GAP atau hambatan dalam pendekatan atau hal yang mungkin memerlukan informsai lebih dari responden atau pernyataan penelitian.

Agar diperoleh data atau infomasi yang diharapakan, ada beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh oleh peneliti dalam pengumpulan data survei terutama yang menggunakan jasa pos (Mcillan dan Schumacher dalam Sukmadinata, 2009 halaman 88-90).

a. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah pertama dalam pelaksanaan penelitian survey, adalah merumuskan tujuan penelitian. Tujuan ini mencakup tujuan umum dan tujuan umum. Tujuan umum berisi rumusan yang lebih bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian ini sedang tujuan khusus berisi rumusan tentang sasaran-sasaran lebih spesifik yang ingin dicapai.

b. Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah populasi target yang ingin dicapai. Keluasan wilayah, penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi waktu, dan, dan jumlah personil yang diperlukan. Berbagai jenis sumber daya ini perlu dirumuskan bersamaan dengan penentuan populasi target.

c. Pemilihan teknik dan pengembangan instrument pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrument yang valid atau menghimpun data yang benar-benar ingin dihimpun. Instrument yang memiliki validitas yang tinggi, tidak memberikan penafsiran lain kecuali jawaban atau informasi lain kecualli yang ingin dihimpun.teknik pengumpulan data yang digunakan dalam survey biasanya ada dua macam, yaitu pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara digunakan kalau survei akan dilaksanakan melalui wawancara (langsung), sedangkan kalau pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung maka digunakan angket. Pedoman wawacara dan angket yang digunakan dalam survey biasanya dalam bentuk tertutup, atau telah disediakan kemungkinan jawaban. Bentuk angket pada survey umumnya bersifat kategorial, kemungkinan jawabannya berbentuk kategorui (data nominal). Seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain; walaupun biasa saja dalam bentuk ordinal dan skala.

d. Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian sangat penting didalam pelaksanaan survei, karena dalam survei umumnya pengisian instrumen dilakukan dalam kehadiran peneliti. Responden mengisi atau menjawab pertanyaan sesuai dengan penafsiran dia tentang apa yang ada dalam petunjuk. Petunjuk harus berisi rumusan yang jelas tentang maksud pengedaran angket, serta apa yang harus di kerjakan oleh responden dan bagaimana pengerjakannya.

e. Penentuan sampel. Pemilihan dan penarikan sampel sangat penting dalam survei. Sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Karakteristik sampel diambil berdasarkan strata dan klaster. Dalam setiap strata dan klaster diambil jumlah sampel secara proporsional berdasarkan besarnya populasi. Selain jumlah karakteristiknya, dalam survei juga perlu dipertimbangkan kemampuan responden yang menjadi sampel dalam memberikan jawaban secara tertulis.

f. Pembuatan alamat. Dalam pengumpulan data yang menggunakan jasa pos, alamat baik responden ataupun alamat peneliti, sangat memegang peranan penting . buatlah alamat yang jelas, dan gunakan alamat yang mudah dijangkau oleh petugs dari kantor pos.

g. Uji coba. Sebelum digunakan untuk meghimpun data dari sampel yang sesungguhnya, sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap kelompok orang (sampel) dari populasai target, tetapi tidak termasuk sampel yang akan mengisi insstrumen pada penelitian sesungguhnya. Uji coba penting dilakukan untuk menguji cobakan instrumen, apakah petunjuk pengisian dan butir-butir pertanyaan difahami oeh responden, butir-butir pertanyaan mana yang tidak jelas atau menimbuklan penafsiran ganda. Uji coba dilakukan dalam dua bentuk melalui pos dan penyampaian langsung. Uji coba melalui pos selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan rumusan pertanyaan, juga memberikan sampel berpa persen yang mengembalikan angket tepat waktu, terambat berpa lama dan tidak mengembalikan sama sekali. Uji coba langsung selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan pertanyaan juga lama waktu pengisian.

h. Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Dalam pelaksanaan survei melalui pos seringkali tidak semua instrumen dapat kembali dan terjawab lengkap. Rata-rata yang kembali dan terjawab lengkapa dalah 70% dan itu termasuk persentase yang cukup baik ( wajar). Kalau kurang dai 70% termasuk kurang berhasil dan harus ada kegiatan lanjutan untuk mengerimkan angket pada sampel lain..

i. Tindak lanjut. Apabila jumlah angket yang kembali dan terjawab lengkap kurang dari 70% terutama untuk pengedaran melalui pos, maka harus dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dilakukan setelah satu atau dua minggu dari batas pengembalian angklet. Responden yang dikirimi angket dapat orang yang sama yang tidak mengembalikan, atau responden baru. Kalau bisa dijangkau jawaban yang tidak lngakp, dilengkapi dengan cara mmendatangi langsung. Baik pada penyampaian angket yang pertama maupun yang kedua jumlah yang dikirimkan lebih banyak dari besarnya sampel yang diharapkan, biasanya tambhan sekitar 30% sampai 40 % .

Penarikan sampel

Penarikan sampel pada penelitian survei dibedakan berdasarkan ukuran populasinya bila populasi tidak terbatas atau tidak terhingga (infinite populastion/ unknown population) maka penarikan sampel tidak dapat dilakukan secara acak/ random sehingga dikenal dengan istilah non random sampling. Bila populasinya terbatas maka dapat dibuat kerangka sampel (sample frame) yang memuat daftar seluruh anggota populasi (Subali, 2010 halaman 7).

Analisis Data

Pada prinsipnya, teknik analisis data survei, data eksposfakto, ataupun data eksperimen sama saja, tergantung kepada tujuan penelitiannya, yakni

1. apakah akan mencari hubungan antar variabel yang diteliti,

2. apakah akan mencari perbedaan pada variabel tergayut akibat perbedaan atribut atau

perbedaan level pada variabel bebasnya.

 

Jika yang akan diselidiki adalah hubungan antara variabel bebas dan tergayutnya, maka yang akan diteliti apakah sifatnya

1. hubungan regresi (hubungan sebab akibat antara variabel prediktor dan variabel respons)

2. hubungan korelasi karena antara variabel tbebas dan variabel tergayut memiliki hubungan yang simeteris.

3. hubungan dependensi/ketergantungan karena datanya berupa data cacah.

Selain, itu pemenuhan pesyaratan suatu teknik analisis yang akan digunakan harus diperhatikan bila tujuannya akan membuat inferensi. Jika tidak akan membuat inferensi maka cukup dianalisis dengan teknik analisis statistika deskriptif. Jika akan membuat inferensi maka apakah memenuhi persyaratan keparameterikan ataukah tidak (Subali, 2010 halaman 16).

 

3. Contoh Penelitian Survei

Didalam studi kasus yang terdapat didalam jurnal penelitian yang telah tulis oleh Eva Rabita dan Aidina Fitria dari Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Pengaruh Pendidikan Pemakai terhadap Penggunaan Perpustakaan di Lingkungan Mahasiswa Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya Universitas Panca Budi Medan”, menyebutkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap penggunaan perpustakaan. Sampel yang diambil sebanyak 150 mahasiswa dari beberapa fakultas. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dan data yang diperoleh melalui kuisioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Komentar

advertisement

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Kurikulum Indonesia tahun 1952

ZonaSainsKita~ Kurikulum 1952 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1947, dimana kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran.Karena itu, kurikulum 1952 lebih dikenal sebagai  Rencana Pelajaran Terurai 1952 . Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah digunakan pada masa tersebut. Lahirnya kurikulum 1952 tidak terlepas dari sejarah kelahiran Kurikulum 1947.Bahkan dapat dikatakan bahwa Kurikulum 1952 adalah pembaharuan dari Kurikulum 1947.Dikatakan demikian karena saat kurikulum 1947 berlaku belum ada undang-undang pendidikan yang berlaku sebagai landasan operasionalnya.Hal ini terjadi sampai tahun 1949.Baru setelah tahun 1950 undang-undang pendidikan yang dikenal dengan Undang-un

Sejarah Kurikulum Indonesia: Rencana Pendidikan 1964

Landasan pengembangan Kurikulum 1964 Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968/ 19 69. Struktur dan materi kurikulum pada periode tersebut di SD dan SMP tidak banyak mengalami perubahan kecuali pada kurikulum mata pelajaran Kewarganegaraan dan Sejarah yang diperbaharui karena perubahan politik, seperti masuknya Manipol Usdek dalam kurikulum 1964. Sebagai bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan dan diubahnya materi Pendidikan Kewarganegaraan pada er a Orde Baru ( Kurikulum 1968 ) menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Pada kurikulum 1968/1969 di tingkat SMA terjadi perubahan penjurusan dan struktur kurikulum antara tahun 1950, 1964 dan 1968/1968 . Pada sekitar tahun 1963, terjadi revolusi di segala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusunlah Rencana Pendidikan yang dimaksudkan dalam rangka pembinaan bangsa. Latar belakang dan dasar pemikiran penyusunan Rencana Pendidikan ini adalah agar bangsa yang

Tokoh-tokoh Psikologi Gestalt

1.         Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjad