Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti memanipulasi variabel bebas untuk dijadikan “faktor perlakuan” (treatment factor) atau “faktor intervensi” (treatment atau intervension) atau disingkat dengan istilah faktor. Faktor tersebut dimanipulasi dengan sengaja oleh peneliti sehingga merupakan manipulated factor. Dengan memanipualsi faktor ini, diharapkan akan memberi pengaruh terhadap variabel tergayut/ dependen (Bambang Subali, 2010: 23).
Eksperimen merupakan cara untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan sebab akibat (cause and effect) dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Dalam metode eksperimen, peneliti melakukan tiga kegiatan pokok yaitu mengontrol, memanipulasi dan mengamati. Selanjutnya peneliti harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (yang mendapat perlakuan) dan kelompok kontrol (yang tidak mendapat perlakuan). Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya, agar dapat diyakini bahwa perbedaan responyang ditimbulkan benar-benar diakibatkan oleh pengaruh faktor. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan keduanya. Dalam penelitian eksperimen tidak selalu ditandai dengan adanya suatu pembandingan kelompok yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan.
Dalam desain ini, subjek penelitian dipilih secara random, sehingga pengontrolan terhadap perlakuan tertentu dapat dilakukan dengan baik. Dengan kata lain, karakteristik-karakteristik subjek, maturasi, dan regresi statistik dapat dikontrol dengan baik. Menurut Stephen Isaac dan William B. Michael Zainal (Arifin, 2012: 81) tujuan penelitian eksperimen sesungguhnya ini adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat dengan cara membandingkan hasil kelompok eksperimen yang dikenai kondisi perlakuan dengan kelompok kotrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Dalam riset pendidikan, eksperimen banyak dilakukan terutama untuk menguji pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu bentuk prilaku tertentu pada subjek riset. Riset seperti ini, merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu peristiwa yang muncul pada kondisi tertentu, dan setiap peristiwa yang muncul diamati serta dikontrol secermat mungkin sehingga dapat diketahui hubungan sebab-akibat kemunculannya (Mohammad Ali, 2010:84).
Permasalahan yang seringkali menjadi sorotan terhadap temuan riset pada umumnya adalah persoalan kevalidan atau kesahihan kesimpulan atau temuan yang dihasilkan, tidak terkecuali pada penelitian eksperimen. Kevalidan kesimpulan riset dikategorikan ke dalam dua macam, yaitu :
1. Kevalidan internal, adalah kesahihan kesimpulan yang menunjukkan bahwa perubahan dalam suatu peristiwa itu muncul sebagai pengaruh atau efek dari adanya perubahan kondisi (perlakuan) atau dengan kata lain kesahihahn kesimpulan tentang munculnya efek variable bebas kepada variabel terikat.
2. Kevalidan eksternal, adalah kesahihan memberlakukan kesimpulan riset kedalm lingkup yang lebih laus, atau kesahihan membuat generalisasi kesimpulan riset (Mohammad Ali, 2010: 87)
Dalam penelitian eksperimen, kevalidan merupakan persoalan yang amat penting. Karena dalam penelitian eksperimen, peneliti berupaya untuk menemukan suatu gejala yang kemunculannya dikreasi oleh peneliti itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar